Search This Blog

Friday, January 22, 2010

MERAIH KESETIAAN KARYAWAN


Leaders, Raihlah Kesetiaan Karyawan Anda!


Apa jadinya jika seorang pemimpin kehilangan pengikutnya? Will he still be called a leader when there is no one to be lead? Pertanyaan ini mau tidak mau menyeruak manakala ada seorang pemimpin yang mulai ditinggalkan oleh anak buah atau karyawannya. Mereka tidak lagi menghormati pemimpinnya, ucapan dan arahan tak diindahkan, bahkan mulai melakukan perbuatan yang tidak seharusnya dalam sebuah organisasi.

Beragam faktor yang menyebabkan putusnya followership terhadap seorang pemimpin. Lunturnya kesetiaan adalah salah satunya. Kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen terhadap seseorang, grup, atau sesuatu. Dan seperti layaknya rasa hormat dan kepercayaan, hal yang satu ini tidak dapat dipaksakan dituntut, ataupun diperoleh secara cuma-cuma dari anak buah.

Para pemimpin baru yang mendapatkan title leader mereka berkat kekuasaan biasanya akan mendapatkan pengikut mereka karena diwariskan. Disinilah kemampuan mempengaruhi, merebut dan membentuk pengikut baru yang mau berkomitmen untuk Anda benar-benar diperlukan. Namun membangun kesetiaan baru memang lebih mudah dibandingkan jika mempertahankannya. Beberapa ketidakpuasan seringkali ditengarai menjadi pemicu bawahan berubah menjadi disloyal. Perasaan tidak dihargai meskipun telah lama mengabdi, tidak adanya balasan yang pantas atas kerja keras mereka, dan hal-hal lain yang membuat ikatan kepercayaan perlahan memudar dan berganti dengan kekecewaan. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika sang pemimpin mampu meraih kesetiaan anak buah dengan cara-cara yang non-tyrannical dan lebih luwes seperti beberapa contoh dibawah ini :

Perkaya profil Anda. Apa yang membuat seorang anak buah begitu setia pada pimpinannya? Bisa jadi faktor moral penyebabnya. Pemimpinnya memiliki value yang menjadikannya layak untuk diikuti dan diteladani. Makanya tak heran jika ada karyawan rela mengundurkan diri dari perusahaan ketika bos mereka hengkang dari perusahaan tersebut. Kekaguman pada kepribadian, kewibawaan, karakter, dan karisma seorang sosok pemimpin merupakan magnet kuat dalam menciptakan kesetiaan.

Konsisten dan maintain integrity. Saat Anda menyadari bahwa nilai, charisma, etos kerja, moral yang Anda miliki dan realisasikan menghasilkan kesetiaan dari anak buah Anda, maka adalah kewajiban Anda untuk tetap konsisten dalam menjaganya. Selaraskan juga dalam keseharian Anda dalam bentuk yang bisa dilihat dan tiru oleh anak buah. Sama halnya dengan integritas yang merupakan bukti bahwa Anda seseorang yang dapat dipercaya untuk mengayomi dan menuntun anak buah Anda. Jagalah selalu objektifitas, perlakukan semua anak buah dengan fair, selalu konsisten dengan apa yang Anda ucapkan dan lakukan.

Tunjukkan kepedulian. Jika ingin mendapatkan hati subordinat Anda, bukalah hati Anda untuk mereka terlebih dahulu. Meluangkan sedikit waktu untuk sekedar mendengarkan, mengucapkan salam/terima kasih dan ucapan lain yang dapat menggugah semangat. Komunikasi yang efektif, memperlihatkan empati juga merupakan cara terefisien untuk merebut kesetiaan karyawan Anda.

Ciptakan lingkungan kerja yang mendukung perkembangan mereka. Sekalipun mereka disebut pengikut, bukan berarti mereka tidak mau dan tidak dapat berkembang. Ingatlah bahwa hakikat sejati seorang pemimpin adalah menciptakan lebih banyak pemimpin, bukan pengikut. Encourage mereka untuk menciptakan gagasan-gagasan baru, bagi berbagai informasi mengenai organisasi agar mereka terlibat dan lebih produktif, bantu mereka mewujudkan mimpi dan berdayakan mereka dengan mengadakan coaching atau mentoring.

Jangan khianati mereka. Hubungan timbal balik yang sederhana namun seringkali dilupakan. Mereka telah setia pada Anda, maka Anda sepantasnya memberikan perlindungan bahkan jika hanya sekedar mencegah mereka kehilangan muka di depan karyawan lain. Lontarkan kritik Anda in discreet dan bijaksana sehingga mereka tidak kehilangan respek dan bantu mereka dengan koreksi yang membangun ketika melakukan kesalahan.

Loyalitas akan terbentuk dengan sendirinya jika sang pemimpin mampu memperlakukan anak buah secara adil dan objektif sebagai mitra sejajar. Secara sukarela anak buah akan menunjukkan kesetiaan jika sang pemimpin mampu membagi visinya dan menggerakkan anak buah untuk mewujudkannya di masa depan dengan tetap menunjukkan kepedulian pada aspek-aspek immaterial dan kemanusiaan.


Remember! :
Wajib hukumnya bagi seorang pemimpin untuk memiliki pengikut yang setia.

Chandra Ming (General Manager JobsDB.com)




For More article please click here........

MERAIH KESETIAAN KARYAWAN


Leaders, Raihlah Kesetiaan Karyawan Anda!


Apa jadinya jika seorang pemimpin kehilangan pengikutnya? Will he still be called a leader when there is no one to be lead? Pertanyaan ini mau tidak mau menyeruak manakala ada seorang pemimpin yang mulai ditinggalkan oleh anak buah atau karyawannya. Mereka tidak lagi menghormati pemimpinnya, ucapan dan arahan tak diindahkan, bahkan mulai melakukan perbuatan yang tidak seharusnya dalam sebuah organisasi.

Beragam faktor yang menyebabkan putusnya followership terhadap seorang pemimpin. Lunturnya kesetiaan adalah salah satunya. Kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen terhadap seseorang, grup, atau sesuatu. Dan seperti layaknya rasa hormat dan kepercayaan, hal yang satu ini tidak dapat dipaksakan dituntut, ataupun diperoleh secara cuma-cuma dari anak buah.

Para pemimpin baru yang mendapatkan title leader mereka berkat kekuasaan biasanya akan mendapatkan pengikut mereka karena diwariskan. Disinilah kemampuan mempengaruhi, merebut dan membentuk pengikut baru yang mau berkomitmen untuk Anda benar-benar diperlukan. Namun membangun kesetiaan baru memang lebih mudah dibandingkan jika mempertahankannya. Beberapa ketidakpuasan seringkali ditengarai menjadi pemicu bawahan berubah menjadi disloyal. Perasaan tidak dihargai meskipun telah lama mengabdi, tidak adanya balasan yang pantas atas kerja keras mereka, dan hal-hal lain yang membuat ikatan kepercayaan perlahan memudar dan berganti dengan kekecewaan. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika sang pemimpin mampu meraih kesetiaan anak buah dengan cara-cara yang non-tyrannical dan lebih luwes seperti beberapa contoh dibawah ini :

Perkaya profil Anda. Apa yang membuat seorang anak buah begitu setia pada pimpinannya? Bisa jadi faktor moral penyebabnya. Pemimpinnya memiliki value yang menjadikannya layak untuk diikuti dan diteladani. Makanya tak heran jika ada karyawan rela mengundurkan diri dari perusahaan ketika bos mereka hengkang dari perusahaan tersebut. Kekaguman pada kepribadian, kewibawaan, karakter, dan karisma seorang sosok pemimpin merupakan magnet kuat dalam menciptakan kesetiaan.

Konsisten dan maintain integrity. Saat Anda menyadari bahwa nilai, charisma, etos kerja, moral yang Anda miliki dan realisasikan menghasilkan kesetiaan dari anak buah Anda, maka adalah kewajiban Anda untuk tetap konsisten dalam menjaganya. Selaraskan juga dalam keseharian Anda dalam bentuk yang bisa dilihat dan tiru oleh anak buah. Sama halnya dengan integritas yang merupakan bukti bahwa Anda seseorang yang dapat dipercaya untuk mengayomi dan menuntun anak buah Anda. Jagalah selalu objektifitas, perlakukan semua anak buah dengan fair, selalu konsisten dengan apa yang Anda ucapkan dan lakukan.

Tunjukkan kepedulian. Jika ingin mendapatkan hati subordinat Anda, bukalah hati Anda untuk mereka terlebih dahulu. Meluangkan sedikit waktu untuk sekedar mendengarkan, mengucapkan salam/terima kasih dan ucapan lain yang dapat menggugah semangat. Komunikasi yang efektif, memperlihatkan empati juga merupakan cara terefisien untuk merebut kesetiaan karyawan Anda.

Ciptakan lingkungan kerja yang mendukung perkembangan mereka. Sekalipun mereka disebut pengikut, bukan berarti mereka tidak mau dan tidak dapat berkembang. Ingatlah bahwa hakikat sejati seorang pemimpin adalah menciptakan lebih banyak pemimpin, bukan pengikut. Encourage mereka untuk menciptakan gagasan-gagasan baru, bagi berbagai informasi mengenai organisasi agar mereka terlibat dan lebih produktif, bantu mereka mewujudkan mimpi dan berdayakan mereka dengan mengadakan coaching atau mentoring.

Jangan khianati mereka. Hubungan timbal balik yang sederhana namun seringkali dilupakan. Mereka telah setia pada Anda, maka Anda sepantasnya memberikan perlindungan bahkan jika hanya sekedar mencegah mereka kehilangan muka di depan karyawan lain. Lontarkan kritik Anda in discreet dan bijaksana sehingga mereka tidak kehilangan respek dan bantu mereka dengan koreksi yang membangun ketika melakukan kesalahan.

Loyalitas akan terbentuk dengan sendirinya jika sang pemimpin mampu memperlakukan anak buah secara adil dan objektif sebagai mitra sejajar. Secara sukarela anak buah akan menunjukkan kesetiaan jika sang pemimpin mampu membagi visinya dan menggerakkan anak buah untuk mewujudkannya di masa depan dengan tetap menunjukkan kepedulian pada aspek-aspek immaterial dan kemanusiaan.


Remember! :
Wajib hukumnya bagi seorang pemimpin untuk memiliki pengikut yang setia.

Chandra Ming (General Manager JobsDB.com)




For More article please click here........

Thursday, January 21, 2010

TIPS BAGAIMANA MENJAGA KESETIAAN KARYAWAN


Leaders, Raihlah Kesetiaan Karyawan Anda!


Apa jadinya jika seorang pemimpin kehilangan pengikutnya? Will he still be called a leader when there is no one to be lead? Pertanyaan ini mau tidak mau menyeruak manakala ada seorang pemimpin yang mulai ditinggalkan oleh anak buah atau karyawannya. Mereka tidak lagi menghormati pemimpinnya, ucapan dan arahan tak diindahkan, bahkan mulai melakukan perbuatan yang tidak seharusnya dalam sebuah organisasi.

Beragam faktor yang menyebabkan putusnya followership terhadap seorang pemimpin. Lunturnya kesetiaan adalah salah satunya. Kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen terhadap seseorang, grup, atau sesuatu. Dan seperti layaknya rasa hormat dan kepercayaan, hal yang satu ini tidak dapat dipaksakan dituntut, ataupun diperoleh secara cuma-cuma dari anak buah.

Para pemimpin baru yang mendapatkan title leader mereka berkat kekuasaan biasanya akan mendapatkan pengikut mereka karena diwariskan. Disinilah kemampuan mempengaruhi, merebut dan membentuk pengikut baru yang mau berkomitmen untuk Anda benar-benar diperlukan. Namun membangun kesetiaan baru memang lebih mudah dibandingkan jika mempertahankannya. Beberapa ketidakpuasan seringkali ditengarai menjadi pemicu bawahan berubah menjadi disloyal. Perasaan tidak dihargai meskipun telah lama mengabdi, tidak adanya balasan yang pantas atas kerja keras mereka, dan hal-hal lain yang membuat ikatan kepercayaan perlahan memudar dan berganti dengan kekecewaan. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika sang pemimpin mampu meraih kesetiaan anak buah dengan cara-cara yang non-tyrannical dan lebih luwes seperti beberapa contoh dibawah ini :

Perkaya profil Anda. Apa yang membuat seorang anak buah begitu setia pada pimpinannya? Bisa jadi faktor moral penyebabnya. Pemimpinnya memiliki value yang menjadikannya layak untuk diikuti dan diteladani. Makanya tak heran jika ada karyawan rela mengundurkan diri dari perusahaan ketika bos mereka hengkang dari perusahaan tersebut. Kekaguman pada kepribadian, kewibawaan, karakter, dan karisma seorang sosok pemimpin merupakan magnet kuat dalam menciptakan kesetiaan.

Konsisten dan maintain integrity. Saat Anda menyadari bahwa nilai, charisma, etos kerja, moral yang Anda miliki dan realisasikan menghasilkan kesetiaan dari anak buah Anda, maka adalah kewajiban Anda untuk tetap konsisten dalam menjaganya. Selaraskan juga dalam keseharian Anda dalam bentuk yang bisa dilihat dan tiru oleh anak buah. Sama halnya dengan integritas yang merupakan bukti bahwa Anda seseorang yang dapat dipercaya untuk mengayomi dan menuntun anak buah Anda. Jagalah selalu objektifitas, perlakukan semua anak buah dengan fair, selalu konsisten dengan apa yang Anda ucapkan dan lakukan.

Tunjukkan kepedulian. Jika ingin mendapatkan hati subordinat Anda, bukalah hati Anda untuk mereka terlebih dahulu. Meluangkan sedikit waktu untuk sekedar mendengarkan, mengucapkan salam/terima kasih dan ucapan lain yang dapat menggugah semangat. Komunikasi yang efektif, memperlihatkan empati juga merupakan cara terefisien untuk merebut kesetiaan karyawan Anda.

Ciptakan lingkungan kerja yang mendukung perkembangan mereka. Sekalipun mereka disebut pengikut, bukan berarti mereka tidak mau dan tidak dapat berkembang. Ingatlah bahwa hakikat sejati seorang pemimpin adalah menciptakan lebih banyak pemimpin, bukan pengikut. Encourage mereka untuk menciptakan gagasan-gagasan baru, bagi berbagai informasi mengenai organisasi agar mereka terlibat dan lebih produktif, bantu mereka mewujudkan mimpi dan berdayakan mereka dengan mengadakan coaching atau mentoring.

Jangan khianati mereka. Hubungan timbal balik yang sederhana namun seringkali dilupakan. Mereka telah setia pada Anda, maka Anda sepantasnya memberikan perlindungan bahkan jika hanya sekedar mencegah mereka kehilangan muka di depan karyawan lain. Lontarkan kritik Anda in discreet dan bijaksana sehingga mereka tidak kehilangan respek dan bantu mereka dengan koreksi yang membangun ketika melakukan kesalahan.

Loyalitas akan terbentuk dengan sendirinya jika sang pemimpin mampu memperlakukan anak buah secara adil dan objektif sebagai mitra sejajar. Secara sukarela anak buah akan menunjukkan kesetiaan jika sang pemimpin mampu membagi visinya dan menggerakkan anak buah untuk mewujudkannya di masa depan dengan tetap menunjukkan kepedulian pada aspek-aspek immaterial dan kemanusiaan.

Remember! :
Wajib hukumnya bagi seorang pemimpin untuk memiliki pengikut yang setia.

Chandra Ming (General Manager JobsDB.com)


TIPS BAGAIMANA MENJAGA KESETIAAN KARYAWAN


Leaders, Raihlah Kesetiaan Karyawan Anda!


Apa jadinya jika seorang pemimpin kehilangan pengikutnya? Will he still be called a leader when there is no one to be lead? Pertanyaan ini mau tidak mau menyeruak manakala ada seorang pemimpin yang mulai ditinggalkan oleh anak buah atau karyawannya. Mereka tidak lagi menghormati pemimpinnya, ucapan dan arahan tak diindahkan, bahkan mulai melakukan perbuatan yang tidak seharusnya dalam sebuah organisasi.

Beragam faktor yang menyebabkan putusnya followership terhadap seorang pemimpin. Lunturnya kesetiaan adalah salah satunya. Kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen terhadap seseorang, grup, atau sesuatu. Dan seperti layaknya rasa hormat dan kepercayaan, hal yang satu ini tidak dapat dipaksakan dituntut, ataupun diperoleh secara cuma-cuma dari anak buah.

Para pemimpin baru yang mendapatkan title leader mereka berkat kekuasaan biasanya akan mendapatkan pengikut mereka karena diwariskan. Disinilah kemampuan mempengaruhi, merebut dan membentuk pengikut baru yang mau berkomitmen untuk Anda benar-benar diperlukan. Namun membangun kesetiaan baru memang lebih mudah dibandingkan jika mempertahankannya. Beberapa ketidakpuasan seringkali ditengarai menjadi pemicu bawahan berubah menjadi disloyal. Perasaan tidak dihargai meskipun telah lama mengabdi, tidak adanya balasan yang pantas atas kerja keras mereka, dan hal-hal lain yang membuat ikatan kepercayaan perlahan memudar dan berganti dengan kekecewaan. Hal ini sebenarnya tidak perlu terjadi jika sang pemimpin mampu meraih kesetiaan anak buah dengan cara-cara yang non-tyrannical dan lebih luwes seperti beberapa contoh dibawah ini :

Perkaya profil Anda. Apa yang membuat seorang anak buah begitu setia pada pimpinannya? Bisa jadi faktor moral penyebabnya. Pemimpinnya memiliki value yang menjadikannya layak untuk diikuti dan diteladani. Makanya tak heran jika ada karyawan rela mengundurkan diri dari perusahaan ketika bos mereka hengkang dari perusahaan tersebut. Kekaguman pada kepribadian, kewibawaan, karakter, dan karisma seorang sosok pemimpin merupakan magnet kuat dalam menciptakan kesetiaan.

Konsisten dan maintain integrity. Saat Anda menyadari bahwa nilai, charisma, etos kerja, moral yang Anda miliki dan realisasikan menghasilkan kesetiaan dari anak buah Anda, maka adalah kewajiban Anda untuk tetap konsisten dalam menjaganya. Selaraskan juga dalam keseharian Anda dalam bentuk yang bisa dilihat dan tiru oleh anak buah. Sama halnya dengan integritas yang merupakan bukti bahwa Anda seseorang yang dapat dipercaya untuk mengayomi dan menuntun anak buah Anda. Jagalah selalu objektifitas, perlakukan semua anak buah dengan fair, selalu konsisten dengan apa yang Anda ucapkan dan lakukan.

Tunjukkan kepedulian. Jika ingin mendapatkan hati subordinat Anda, bukalah hati Anda untuk mereka terlebih dahulu. Meluangkan sedikit waktu untuk sekedar mendengarkan, mengucapkan salam/terima kasih dan ucapan lain yang dapat menggugah semangat. Komunikasi yang efektif, memperlihatkan empati juga merupakan cara terefisien untuk merebut kesetiaan karyawan Anda.

Ciptakan lingkungan kerja yang mendukung perkembangan mereka. Sekalipun mereka disebut pengikut, bukan berarti mereka tidak mau dan tidak dapat berkembang. Ingatlah bahwa hakikat sejati seorang pemimpin adalah menciptakan lebih banyak pemimpin, bukan pengikut. Encourage mereka untuk menciptakan gagasan-gagasan baru, bagi berbagai informasi mengenai organisasi agar mereka terlibat dan lebih produktif, bantu mereka mewujudkan mimpi dan berdayakan mereka dengan mengadakan coaching atau mentoring.

Jangan khianati mereka. Hubungan timbal balik yang sederhana namun seringkali dilupakan. Mereka telah setia pada Anda, maka Anda sepantasnya memberikan perlindungan bahkan jika hanya sekedar mencegah mereka kehilangan muka di depan karyawan lain. Lontarkan kritik Anda in discreet dan bijaksana sehingga mereka tidak kehilangan respek dan bantu mereka dengan koreksi yang membangun ketika melakukan kesalahan.

Loyalitas akan terbentuk dengan sendirinya jika sang pemimpin mampu memperlakukan anak buah secara adil dan objektif sebagai mitra sejajar. Secara sukarela anak buah akan menunjukkan kesetiaan jika sang pemimpin mampu membagi visinya dan menggerakkan anak buah untuk mewujudkannya di masa depan dengan tetap menunjukkan kepedulian pada aspek-aspek immaterial dan kemanusiaan.

Remember! :
Wajib hukumnya bagi seorang pemimpin untuk memiliki pengikut yang setia.

Chandra Ming (General Manager JobsDB.com)


Korean Girls Spring Hairstyle 2009



Korean Girls Spring Hairstyle 2009

Korean Girls Spring Hairstyle 2009



Korean Girls Spring Hairstyle 2009

Korean Girls Spring Hairstyle 2009



Korean Girls Spring Hairstyle 2009

Koran Men's Hairstyle






Koran Men's Hairstyle

Koran Men's Hairstyle






Koran Men's Hairstyle

Koran Men's Hairstyle






Koran Men's Hairstyle

Korean Girl Hairstyle




Korean Girl Hairstyle

Korean Girl Hairstyle




Korean Girl Hairstyle

Korean Girl Hairstyle




Korean Girl Hairstyle

Monday, January 18, 2010

Membangun Hubungan Yang Efektif Dengan Karyawan Anda



Membangun Hubungan Yang Efektif Dengan Karyawan Anda





Saat Anda mendapatkan kepercayaan untuk memegang posisi sebagai pemimpin, banyak anjuran agar membangun hubungan yang efektif, terbuka dan bertanggung jawab dengan anggota tim dijadikan prioritas pertama, bahkan sebelum Anda mulai membangun hubungan dengan rekan bisnis perusahaan maupun klien. Banyak tips dan anjuran yang Anda dapatkan, baik dari pendahulu Anda, rekan kerja senior maupun dari buku dan artikel kepemimpinan, untuk segera mulai membangun hubungan yang lebih jauh dan erat dengan karyawan yang Anda pimpin. Padahal mungkin saja menurut Anda, selama kinerja karyawan baik, semua target perusahaan terpenuhi, tidak ada masalah yang mengancam solidnya tim, kinerja dan produktifitas, hubungan yang sudah dibangun selama ini tidak perlu diganggu-gugat lagi.

Sesungguhnya banyak keuntungan yang bisa Anda dapatkan jika Anda membangun hubungan yang lebih erat dan terbuka dengan karyawan Anda. Terlebih lagi jika Anda pemimpin yang baru saja masuk ke sebuah tim. Menjalin hubungan efektif adalah salah satu cara untuk membangun kepercayaan mereka terhadap Anda. Selain itu hubungan yang terbuka dengan karyawan juga akan membuat mereka merasa dihargai dan dihormati sehingga mereka bersedia memberikan loyalitas atau kesetiaan kepada Anda.

Memulai langkah untuk membangun sebuah hubungan yang kuat dengan anggota tim Anda memang membutuhkan strategi, waktu dan usaha. Hasilnya pun tidak didapatkan dengan instant. Banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mulai ‘mendekati’ karyawan Anda, untuk memiliki hubungan lebih dari sekedar hubungan formal antara bos dan atasan. Beberapa cara praktis yang bisa Anda lakukan adalah :


Kenali mereka. Ketahui setiap anggota tim Anda, baik nama, jabatan, tanggung jawab. Saat Anda memberikan tugas, pastikan bahwa setiap tugas yang Anda berikan tidak melenceng dari tanggung jawab yang telah diketahui selama ini. Jika Anda berminat memberikan tugas baru, jangan lupa untuk memberikan briefing singkat mengenai korelasi tugas tersebut dengan tanggung jawabnya. biasakan untuk menyapa mereka dengan menyebutkan nama karena secara ilmu kejiwaan, orang senang mendengar nama mereka disebut dan akan lebih bersedia untuk mendengarkan orang tersebut.

Terjun ke lapangan dan experience the job. Saat Anda mendapati salah satu anggota tim Anda menghadapi masalah, hold your tongue untuk mengatakan bahwa pekerjaan itu mudah dan seharusnya tidak ada masalah melaksanakannya. Setiap anggota Anda mengalami situasi dan keadaan yang berbeda dalam tiap masalahnya. Sebelum Anda terjun melaksanakan pekerjaannya langsung dan mengerti tiap halangan, obstacle dan tantangan yang dihadapinya, jangan pernah mengatakan bahwa "your job is easy, lalu kenapa tidak bisa bekerja sesuai keinginan saya?" Percayalah bahwa kata-kata tersebut adalah cara ampuh untuk menjauhkan mereka dari Anda.

Be a human. Dengan kata lain, cobalah untuk mengenali karyawan tersebut diluar kehidupannya sebagai karyawan dan anggota tim Anda. Sempatkanlah untuk duduk diluar jam kantor dan berbincang-bincang mengenai hal-hal selain soal pekerjaan seperti keluarga, hobi, organisasi. Namun jangan jadikan ini suatu keharusan atau terjadwalkan. Biarkan mengalir secara spontan. Berikan perhatian kepada mereka selayaknya seorang mentor atau teman yang bijaksana. Hal ini bukan berarti Anda harus berperan sebagai konselor yang harus mendengarkan semua keluh kesah mereka, namun berikan kesan bahwa Anda juga seorang manusia yang bisa dijadikan teman untuk berbagi.

Remember!
Langkah selanjutnya ketika Anda sudah memiliki posisi sebagai seorang pemimpin adalah 'mulailah membangun HUBUNGAN'.

Chandra Ming (General Manager JobsDB.com)

Membangun Hubungan Yang Efektif Dengan Karyawan Anda



Membangun Hubungan Yang Efektif Dengan Karyawan Anda





Saat Anda mendapatkan kepercayaan untuk memegang posisi sebagai pemimpin, banyak anjuran agar membangun hubungan yang efektif, terbuka dan bertanggung jawab dengan anggota tim dijadikan prioritas pertama, bahkan sebelum Anda mulai membangun hubungan dengan rekan bisnis perusahaan maupun klien. Banyak tips dan anjuran yang Anda dapatkan, baik dari pendahulu Anda, rekan kerja senior maupun dari buku dan artikel kepemimpinan, untuk segera mulai membangun hubungan yang lebih jauh dan erat dengan karyawan yang Anda pimpin. Padahal mungkin saja menurut Anda, selama kinerja karyawan baik, semua target perusahaan terpenuhi, tidak ada masalah yang mengancam solidnya tim, kinerja dan produktifitas, hubungan yang sudah dibangun selama ini tidak perlu diganggu-gugat lagi.

Sesungguhnya banyak keuntungan yang bisa Anda dapatkan jika Anda membangun hubungan yang lebih erat dan terbuka dengan karyawan Anda. Terlebih lagi jika Anda pemimpin yang baru saja masuk ke sebuah tim. Menjalin hubungan efektif adalah salah satu cara untuk membangun kepercayaan mereka terhadap Anda. Selain itu hubungan yang terbuka dengan karyawan juga akan membuat mereka merasa dihargai dan dihormati sehingga mereka bersedia memberikan loyalitas atau kesetiaan kepada Anda.

Memulai langkah untuk membangun sebuah hubungan yang kuat dengan anggota tim Anda memang membutuhkan strategi, waktu dan usaha. Hasilnya pun tidak didapatkan dengan instant. Banyak cara yang bisa Anda lakukan untuk mulai ‘mendekati’ karyawan Anda, untuk memiliki hubungan lebih dari sekedar hubungan formal antara bos dan atasan. Beberapa cara praktis yang bisa Anda lakukan adalah :


Kenali mereka. Ketahui setiap anggota tim Anda, baik nama, jabatan, tanggung jawab. Saat Anda memberikan tugas, pastikan bahwa setiap tugas yang Anda berikan tidak melenceng dari tanggung jawab yang telah diketahui selama ini. Jika Anda berminat memberikan tugas baru, jangan lupa untuk memberikan briefing singkat mengenai korelasi tugas tersebut dengan tanggung jawabnya. biasakan untuk menyapa mereka dengan menyebutkan nama karena secara ilmu kejiwaan, orang senang mendengar nama mereka disebut dan akan lebih bersedia untuk mendengarkan orang tersebut.

Terjun ke lapangan dan experience the job. Saat Anda mendapati salah satu anggota tim Anda menghadapi masalah, hold your tongue untuk mengatakan bahwa pekerjaan itu mudah dan seharusnya tidak ada masalah melaksanakannya. Setiap anggota Anda mengalami situasi dan keadaan yang berbeda dalam tiap masalahnya. Sebelum Anda terjun melaksanakan pekerjaannya langsung dan mengerti tiap halangan, obstacle dan tantangan yang dihadapinya, jangan pernah mengatakan bahwa "your job is easy, lalu kenapa tidak bisa bekerja sesuai keinginan saya?" Percayalah bahwa kata-kata tersebut adalah cara ampuh untuk menjauhkan mereka dari Anda.

Be a human. Dengan kata lain, cobalah untuk mengenali karyawan tersebut diluar kehidupannya sebagai karyawan dan anggota tim Anda. Sempatkanlah untuk duduk diluar jam kantor dan berbincang-bincang mengenai hal-hal selain soal pekerjaan seperti keluarga, hobi, organisasi. Namun jangan jadikan ini suatu keharusan atau terjadwalkan. Biarkan mengalir secara spontan. Berikan perhatian kepada mereka selayaknya seorang mentor atau teman yang bijaksana. Hal ini bukan berarti Anda harus berperan sebagai konselor yang harus mendengarkan semua keluh kesah mereka, namun berikan kesan bahwa Anda juga seorang manusia yang bisa dijadikan teman untuk berbagi.

Remember!
Langkah selanjutnya ketika Anda sudah memiliki posisi sebagai seorang pemimpin adalah 'mulailah membangun HUBUNGAN'.

Chandra Ming (General Manager JobsDB.com)